Mengenai Ilmu

Kata Mahfudzah : Ilmu yang tidak di amalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

Senin, 23 Januari 2012

KUNCI KESUKSESAN ADALAH MAMPU MENYEIMBANGKAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL.

Pelatihan kecerdasan emosional (emosional quotient) sangat bermanfaat.
Ayu-begitu peneliti di Mahkama Konstitusi itu kerap disapa-mengaku pelatihan tersebut mengubah dirinya. Setelah mengikuti pelatihan itu, sikapnya terhadap orang lain menjadi lebih baik, lebih berperasaan (empati),dan berpikiran positif.
“Pelatihan ini membantu saya berefleksi”
Bagi Ayu, kecerdasan intelektual {intelligence quotient) bukan satu-satunya faktor dalam menunjang kariernya.
Tak mengherankan kalau Daniel Goleman , penulis buku Emotional Intellegence (1994),beranggapan bahwa kecerdasan emosional (EQ) lebih dominan dalam menentukan keberhasilan sesorang, yakni 80 persen.
Sedangkan kecerdasan intellektual (IQ) hanya berkontribusi 20 persen. Kecerdasan intelektual menurut Goleman , hanya mengangkat fungsi pikiran , sedangkan EQ mengangkat fungsi perasaan.
Tapi pendapat Goleman dibantah oleh Diding Supriyadi
dari Lembaga Konsultasi Psikologi Psycodiarra. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar . “Tidak bisa parsial begitu saja”. Kesuksesan seseorang ditentukan
oleh keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional. Keduanya bahkan satu sistem. Kecerdasan emosi bersumber dalam otak kanan seseorang, sedangkan otak kirinya merupakan sumber kecerdasan
intelektual. Kesuksesan seseorang ditentukan oleh otak kecil,yang memiliki saluran yang menusuk kehati. “Dihati inilah keseimbangan diatur”.
Menurut Diding ,melatih kecerdasan emosi dapat dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya dengan pernapasan. Bisa dengan yoga atau belah diri pernafasan. Tujuannya adalah menumbuhkan energi
positif, yaitu senantiasa mengarahkan kekurangan diri kehal positif, misalnya percaya diri dan berfikir positif.
Kecerdasan emosi seseorang dipengaruhi olrh faktor eskternal. Bisa keluarga atau masyarakat , berbeda dengan kecerdasan intelektual yang dibentuk sejak lahir, kecerdasan emosi banyak dibentuk saat tumbuh dewasa- kecuali faktor temperamen, yang dibentuk sejak lahir. Seseorang memiliki kemampuan emosi jika
mumpuni dalam hal kepemimpinan, negosiasi , dan komunikasi.

Petikan ini dari Bapak : AKBAR TRI KURNIAWAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar